Misteri Menara Saidah , Gedung kosong TERTINGGI dan TERMEGAH di Indonesia

Ternyata ada cerita kenapa menara Saidah berkurang penyewanya. Ceritanya sederhana, hanya karena gara-gara lift yang lambat.

Lift dimenara ini sudah dikomplain oleh para tenan tapi tidak digubris oleh manajemen gedung. Alhasil, para tenan pada jengkel dan akhirnya memilih keluar, tidak meneruskan sewanya.

Selain itu, konon gedung ini ada hantunya. Tapi benar atau tidak, itu hanyalah konon.

Tak banyak yang tahu alasan terbengkalainya
­ bangunan Menara Saidah yang terletak di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur. Sejak akhir 2007, bangunan ini mulai dikosongkan.

Beberapa pihak mengatakan buruknya manajemen yang dikelola oleh keluarga Saidah Abu Bakar Ibrahim menyebabkan para penyewa gedung ini keluar satu per satu. Namun, ada pula sumber yang membenarkan bahwa struktur bangunan Menara Saidah yang semakin lama semakin miring.

Menurut pantauan VIVAnews.com, kondisi bangunan Menara Saidah sudah tak terawat, sepi tak terhuni. Hanya ada seorang petugas yang berjaga di pos pengamanan depan. Sedangkan pintu pagar depan dan belakang dirantai dan dikunci gembok besar.

Rahmat, salah satu mantan petugas keamanan Menara Saidah yang ditemui di halaman depan bangunan tersebut, mengatakan dirinya memang sempat mendengar ada beberapa pihak yang hendak membeli gedung itu. Namun, entah apa alasannya hingga kini tidak ada kabarnya.

"Banyak yang menawar, tapi tak pernah dilepas oleh pemilik. Yang terakhir itu ditawar oleh Universitas Satyagama Rp450 miliar. Akhirnya tidak jadi, karena pemilik tidak mau menunjukkan gambar struktur gedung, padahal sudah mendatangkan ahli dari Jepang," kata dia.

Rahmat yang pernah bekerja selama delapan tahun di gedung tersebut mengungkapkan, saat itu pemutusan hubungan kerja dilakukan secara sepihak, dan hingga hari ini ratusan karyawan belum memperoleh pesangon sebagai hak mereka.

Sebelum jatuh ke tangan keluarga Saidah, sebelumnya gedung ini bernama Gedung Grancindo. Namun setelah krisis moneter, gedung itu dijual. Gedung yang tadinya hanya memiliki 15 lantai itu kemudian dikelola keluarga Saidah dan direnovasi menjadi 28 lantai. Menara Saidah mulai dioperasikan pada 2001.

"Kabar soal kemiringan bangunan ini bisa saja benar, karena pihak pemilik bangunan ini tidak pernah mau menunjukkan gambar struktur bangunan kepada penawar. Mereka juga akhirnya mundur karena tak mau ambil risiko, gambar itu kan penting," ungkapnya.

Ketika dikonfirmasi, Lurah Cikoko, Shalih Nopiansyar mengatakan hingga kini pihak pemda setempat belum menerima laporan mengenai rencana perubuhan Menara Saidah oleh pemilik baru.

"Belum ada laporan yang masuk kepada saya. Saya juga sejak lama sudah bilang ke penjaganya untuk sampaikan kepada pemilik gedung kalau saya ingin bertemu, saya mau menanyakan kelangsungan bangunan ini," katanya.

Diungkapkan Shalih, pihaknya selalu berusaha mencari informasi terkait bangunan yang kian tak terurus ini. Kabar terakhir yang dia dengar, ada pihak yang tertarik membeli gedung itu namun selalu saja terhenti di tengah jalan dan tak ada kabar lagi.

"Terkait masalah kemiringan bangunan atau tanah itu kan sejak awal pembangunan pasti sudah ada perhitungannya,­ tentu ahlinya yang lebih tahu," ucapnya.

gedung yang berdiri kokoh di jalan MT Haryono Kav. 29-30 Jakarta ini, seakan melengkapi ratusan gedung-gedung tinggi yang berdiri "angkuh" di kota Jakarta.

Bergaya romawi..
Jika diperhatikan, gedung ini memiliki arsitektur bangunan bergaya Romawi yang begitu menawan. Lihat saja dua patung singa putih yang bertengger "sangar" di depan pitu lobi, belum lagi ditambah beberapa patung kesatria yang dipasang dibeberapa sisi gedung, seakan mengingatkan kita pada kemegahan kerajaan Romawi.

Usai dibangun, gedung yang dimiliki trah Saidah ini cukup ramai disewa untuk aktivitas perkantoran. Mungkin karena arsitekturnya yang menarik. Tapi, sangat ironis seiring waktu berlalu entah mengapa gedung ini mulai ditinggalkan oleh penyewanya.

Tampak depan....patung­ singa putih 'mengawal'
"Terakhir, yang menyawa di gedung ini dari Bank BNI," ujar Sumarwoto, salah satu satpam yang menjaga gedung di Menara Saidah.

Setelah ditinggal oleh para penyewanya, praktis gedung nan eksotis ini menjadi gedung kosong, gelap dan tidak terawat. Banyak sampah-sampah berserakan dimana-mana, begitu juga dengan cat-catnya sudah banyak mengelupas di sana-sini.

Lebih mirisnya lagi, sore menjelang malam, tempat ini menjadi tempat bermalam para anak jalanan dan pengamen, mereka tidur di pos-pos satpam yang dulunya digunakan untuk menjaga keamanan gedung. Kok bisa sih!

Sebenarnya jika dilihat dari letak gedung, menara ini sangat strategis. Posisinya yang berdekatan dengan stasiun kereta api Cawang dan pintu tol Cawang, menjadikan tempat ini sangat mudah diakses dan bernilai bisnis.

Lantas, apa yang membuat gedung ini ditinggalkan oleh penyewanya ? Berbagai beritapun bermunculan, ada yang mengatakan biaya sewanya mahal dan ada juga yang mengatakan manajemen gedung kurang tanggap menanggapi keluhan penyewa. Seperti masalah kebersihan hingga lambatnya lift yang beroperasional.

Namun yang pasti, semenjak gedung ini sepi dari penyewa akhirnya ditutup sekitar dua tahun yang lalu. Menurut Sumarwoto, sebenarnya banyak pihak yang ingin menyewa gedung ini. Sayangnya, rencana tersebut selalu gagal, karena pihak pengelola menginginkan gedung ini disewa secara menyeluruh. Sementara penyewa menginginkan gedung ini disewa beberapa laintai saja.

"Sebenarnya sudah banyak pihak yang melirik gedung ini untuk dijadikan tempat syuting film. Namun, lagi-lagi proyek tersebut gagal di tengah jalan karena tidak adanya kesepakatan antara manajemen dan penyewa," ungkap Sumarwoto.

Selain itu, kata Sumarwoto, banyak masyarakat yang mengadu kepada dirinya melihat hantu perempuan berbaju merah duduk di tembok pinggir parkiran. Tidak hanya itu, ada juga masyarakat yang melihat lampu di gedung menyala di malam hari dan terlihat bayangan orang mondar-mandir di dalamnya.

"Itu kata orang, tetapi saya sendiri belum melihatnya tuh," kata Sumarwoto sambil tersenyum.

Nah,,, Ada Yang Berani Berkunjung kesana malam-malam?